Andalan

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PENCAK SILAT

A. Perkembangan pada Zaman Kerajaan

Peradaban yang tinggi telah dimiliki oleh bangsa Indonesia, sehingga dapat berkembang menjadi rumpun bangsa yang maju. Daerah-daerah dan pulau-pulau yang dihuni berkembang menjadi masyarakat dengan tata pemerintahan dan kehidupan yang teratur. Tata pembelaan diri di zaman tersebut terutama didasarkan kepada kemampuan pribadi yang tinggi, merupakan dasar dari sistem pembelaan diri, baik dalam menghadapi perjuangan hidup maupun dalam pembelaan berkelompok.

Para ahli beladiri dan pendekar mendapat tempat yang tinggi di masyarakat. Begitu pula para empu yang membuat senjata pribadi yang ampuh seperti keris, tombak, dan senjata khusus. Pasukan yang kuat di zaman Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit serta kerajaan lainnya di masa itu terdiri dari prajurit-prajurit yang mempunyai keterampilan pembelaan diri yang tinggi. Penanaman jiwa keprajuritan dan kesatriaan selalu diberikan untuk mencapai keunggulan dalam ilmu pembelaan diri. Untuk menjadi prajurit atau pendekar diperlukan syarat-syarat dan latihan yang mendalam di bawah bimbingan seorang guru.

Pada masa perkembangan agama Islam ilmu beladiri dipupuk bersama ajaran kerohanian. Sehingga basis-basis agama Islam terkenal dengan ketinggian ilmu bela dirinya. Pada jaman kerajaan beladiri sudah dikenal untuk keamanan serta untuk memperluas wilayah kerajaan dalam melawan kerajaan yang lainnya. Kerajaan-kerajaan pada waktu itu seperti: Kerajaan Kutai, Tarumanegara, Mataram, Kediri, Singasari, Sriwijaya, dan Majapahit mempunyai prajurit yang dibekali ilmu beladiri untuk mempertahankan wilayahnya, pada masa ini istilah pencak silat belum ada. Tahun 1019- 1041 pada jaman kerajaan Kahuripan yang dipimpin oleh Prabu Erlangga dari Sidoarjo, sudah mengenal ilmu beladiri pencak dengan nama “Eh Hok Hik”, yang artinya “Maju Selangkah Memukul” (Notosoejitno, 1999).

B. Perkembangan pada Zaman Penjajahan Belanda

Pemerintah Belanda tidak memberi kesempatan perkembangan pencak silat atau pembelaan diri nasional, karena dipandang berbahaya terhadap kelangsungan penjajahannya. Larangan berlatih beladiri diadakan bahkan larangan untuk berkumpul dan berkelompok. Kegiatan pencak silat dilakukan dengan sembunyi-sembunyi dan hanya dipertahankan oleh kelompok-kelompok kecil. Kesempatankesempatan yang dijinkan hanya berupa pengembangan kesenian yang masih digunakan di beberapa daerah, berupa pertunjukan atau upacara. Pengaruh dari penekanan di zaman penjajahan Belanda ini banyak mewarnai perkembangan pencak silat untuk masa sesudahnya.

C. Perkembangan pada Pendudukan Jepang

Politik Jepang terhadap bangsa yang diduduki berlainan dengan politik Belanda. Pencak silat sebagai ilmu nasional didorong dan dikembangkan untuk kepentingan Jepang sendiri, dengan mengobarkan semangat pertahanan menghadapi sekutu. Di mana-mana atas anjuran Shimitsu diadakan pemusatan tenaga aliran pencak silat. Di seluruh Jawa didirikan gerakan pencak silat yang diatur oleh pemerintah secara serentak. Di Jakarta pada waktu itu telah diciptakan oleh para pembina pencak silat suatu olahraga berdasarkan pencak silat, yang diusulkan untuk dipakai sebagai gerakan olahraga setiap pagi di sekolahsekolah. Usul itu ditolak oleh Shimitsu karena khawatir akan mendesak Taysho, Jepang. Sekalipun Jepang memberikan kesempatan untuk menghidupkan unsur-unsur warisan kebesaran bangsa, tujuannya adalah untuk mempergunakan semangat yang diduga akan berkobar lagi demi kepentingan Jepang sendiri bukan untuk kepentingan nasional. Meskipun demikian, ada keuntungan yang diperoleh dari zaman itu, masyarakat kembali sadar untuk mengembalikan ilmu pencak silat pada tempat yang semestinya. Masyarakat mulai menata kembali pencak silat dan mengaplikasikan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dalam kehidupan sehari-hari.

D. Perkembangan pada Zaman Kemerdekaan

Pada zaman kemerdekaan ini perkembangan pencak silat dibagi menjadi lima periode.


1. Periode Perintisan (tahun 1948-1955) 

Periode ini adalah perintisan berdirinya organisasi pencak silat yang bertujuan untuk menampung perguruan-perguruan pencak silat. Pada tanggal 18 Mei 1948 di Solo (menjelang PON ke I), para pendekar berkumpul dan membentuk organisasi Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (IPSSI). Ketua umum pertama IPSSI adalah Mr. Wongsonegoro. Kemudian diubah namanya menjadi Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI), yang dimaksud untuk menggalang kembali semangat juang bangsa Indonesia dalam pembangunan. Selain itu IPSI mempunyai tujuan yang dapat memupuk persaudaraan dan kesatuan bangsa Indonesia sehingga tidak mudah dipecah belah. Tahun 1948 sejak berdirinya PORI yaitu wadah indukinduk organisasi olahraga, IPSI sudah menjadi anggota. IPSI juga ikut aktif mendirikan KONI (Komite Olahraga
Nasional Indonesia).


2. Periode Konsolidasi dan Pemantapan (tahun1955-1973)

Setelah terbentuknya organisasi pencak silat, maka IPSI mengonsolidasikan anggota-anggota perguruan pencak silat di seluruh Indonesia. Tujuannya untuk memantapkan program sehingga pencak silat selain sebagai beladiri juga dapat dipakai olahraga, sehingga dibuatlah peraturan pertandingan pencak silat.

Peran Guru Penjas di Era Revolusi Industri 4.0

Pendidikan Jasmani memiliki kontribusi yang sangat besar dan sangat penting guna menciptakan kualitas sumber daya manusia yang berdaya saing dalam menghadapi era revousi industri 4.0. Saat ini, tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran pendidikan jasmani sangat ditentukan oleh kualitas guru penjas itu sendiri.

Tantangan abad-21 yang masuk dalam tahap Revolusi Industri 4.0 menghruskan setiap guru memiliki kemampuan Soft Skill. Untuk itu, pendidiki harus meningkatkan kompetensi dan melihat tantangan sebagai peluang, kecanggihan teknologi memudahkan siapa pun memperoleh ilmu pengetahuan secara mudah dan cuma-cuma.
Tugas utama guru adalah Mendidik, Mengajar, Membimbing, Mengarahkan, Melatih, Menilai, dan Mengevaluasi setiap peserta didik.
Oleh sebab itu, profesi guru sangat lekat dengan integritas dan kepribadian. Terlebih pada tahun yang akan datang, penetrasi revolusi industri 4.0 akan masuk semakin dalam ke berbagai sektor, termasuk sektor pendidikan. Oleh sebab itu, oenignkatan profesionalisme guru sangat penting. Di sisi lain, peningkatan kompetensi Guru menjadi hal yang mutlak dilakukan, di samping peran untuk terus mengembangkan keilmuan yang bertujuan untuk memajukan harkat dan martabat manusia dan bukan sebaliknya.
Karena teknologi memiliki kemampuan terbatas berupa pemecahan masalah yang rasional. Ketika ada hal-hal yang irasional, manusia masih lebih unggul dalam menyelesaikan masalah.
“Menurut saya, peran Guru sampai kapanpun tidak akan bisa tergantikan, bahkan ole teknologi secanggih apapun”. Guru diperlukan dan dibutuhkan untuk memberikan pendampingan kepada anak-anak didik menuju suatu kemandirian. Secanggih apapun teknologi, tidak bisa menggantikan peran Guru dalam membangun hubungan personal dengan anak didik. Di tangan para guru terletak nasib anak-anak penerus kehidupan bangsa.
Untuk maju, sebuah daerah tertentu harus melalkukan upaya dan berbagai inovasi atau perubahan di berbagai bidang. Apalagi saat ini, ketika Indonesia tengah menghadapai era 4.0 dimana persaingan kiat ketat, tentu bukan hal yang mudah. Sederet hal baru perlu dipersiapkan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah khususnya di dunia Pendidikan yang ada saat ini diantatnya merubah sifat dan pola pikir anak muda zaman sekarang atau lebih kita kenal dengan generasi milenial.
Selanjutnya, dengan mengasah dan terus mengembangkan bakat seorang siswa dengan metode pembelajaran berbasis kehidupan, dimana diharapkan seorang siswa dapat belajar kapan saja, dimana saja, dan dengan siapa saja.

MANFAAT DAN NILAI POSITIF PENCAK SILAT

Manfaat Pencak Silat Ditinjau Dari Aspek Olahraga dan Kesehatan

Aspek fisik dalam pencak silat ialah penting. Pesilat mencoba menyesuaikan pikiran dengan olah tubuh. Kompetisi ialah bagian aspek ini. Aspek olahraga meliputi pertandingan dan demonstrasi bentuk-bentuk jurus, baik untuk tunggal, ganda atau regu.

Belajar silat mendatangkan manfaat yang besar, minimal untuk memelihara kesehatan dan kesegaran jasmani karena di dalamnya terdapat gerakan-gerakan olah tubuh yang sangat bermanfaat.

Sebagai salah satu cabang olahraga pada umumnya dan beladiri khususnya, beladiri silat merupakan rangkaian dari gerakan-gerakan badan menurut sistem dan metoda tertentu.

Telah kita ketahui bersama olahraga adalah salah satu cara terbaik untuk memelihara kesehatan jasmani. Silat sebagai salah satu alat berolahragapun memiliki cara-cara khusus dalam membina kesehatan jasmani. Dengan melakukan teknik tertentu, selain gerakan pemanasan pada umumnya yang ada pada tiap cabang olahraga, silat melatih otot-otot. Demikian pula dengan cara tertentu, silat melatihmu menjadi lebih peka pendengaran dan lebih awas penglihatan, bila dibanding dengan cabang olah raga lain. Selanjutnya, dengan gerakan dan teknik-teknik tertentu pula kamu bisa melatih otot-otot leher serta persendiran tubuh.

Selain gerakan otot, dalam pencak silat seorang pesilat akn dilatih teknik pernafasan untuk menguatkan alat-alat dalam tubuh kita, termasuk bagaimana cara menambah kesehatan jantung dan paru-paru. Jadi, khusus bagi alat-alat tubuh kita bagian dalam, bukan hanya gerakan tubuh yang menguatkannya, melainkan (dan terutama sekali) latihan bernapas khusus yang baik.

1. Membangkitkan Rasa Percaya Diri

Pencak silat adalah suatu peluang yang baik mengarahkan anak untuk belajar bagaimana menjadi seperti idola mereka tentang cara menendang yang baik, memukul, menangkis, dan cara beretika seorang pesilat, yaitu pemberani dan mandiri.

Pencak silat adalah salah satu sarana yang bisa  digunakan  untuk melatih kepercayaan diri dan kecerdasan anak secara menyeluruh, bukan hanya fisik tapi juga mental bahkan spiritual. Didalam pencak silat seorang anak dilatih untuk adu tanding/sambung, jurus, senam masal, asdower/fisik bahkan tidak hanya itu seorang anak juga akan dilatih tentang kepemimpinan dan spiritual.Dalam latihan jurus dan senam anak dituntut untuk bisa yakin pada diri sendiri, anak tidak boleh  toleh/melirik kanan dan kiri untuk meniru gerakan dari temanya karena jika kebiasaan itu dibiarkan akan menjadi hal yang kurang baik bagi anak untuk itu terkadang ada hukuman terhadap anak yang melakukan kesalahan tersebut dengan tujuan mendidik.

Dengan begitu sorang anak akan mendapat  pelajaran yang berarti dimana anak akan berusaha tidak melakukan satu kesalahan yang sama dan selalu yakin dengan apa yang dilakukannya sehingga tidak mudah terombang-ambing oleh keadaan. Selain senam dan jurus. Pelajaran  lainnya dalam pencak silat untuk menumbuhkan keberanian dan kepercayaan diri yaitu melalui adu tanding/sambung.

 

2. Manfaat pencak silat dari segi psikologi pendidikan  

Pencak/silat dipandang pada umumnya, bagian daripada olah-raga. Tetapi jika, ditinjau dalam-dalam, ada lebih dari itu. Pencak dan silat mengandung unsur yang baik untuk pembentukan karakter, juga memiliki pengaruh yang besar atas pembentukan budi pekerti. Pendidikan seorang anak pemuda belum sempurna, bila belum belajar pencak dan silat yang dipelajari dengan serampangan namun dengan syarat dan rukun-rukunnya. Dasar pendidikan pencak/silat adalah adat, adab, dan sopan.

Pencak adalah permainan tari yang berdasarkan pada kesigapan dan banyak gaya serta bunga pada langkahnya. Sedangkan silat adalah kepandaian menjaga diri dari serangan yang tidak terduga yang berdasar pada sigap dan tangkas, serta memperhatikan tiap gerak dan gerik lawan. Kesigapan dan ketangkasan serta langkah dan gaya pada silat tak banyak bunganya yang kesemuanya teratur rasionil.

Pencak dan silat adalah berbeda satu sama lain namun merupakan satu kesatuan, dimana yang satu untuk bermain dan yang satu untuk menjaga diri.

Pencak dan silat dipelajari bersamaan dimana yang satu menggenapkan yang lain. Selain memperluas budi pekerti, pencak dan silat menenemkan rasa percaya pada diri sendiri. Orang yang pandai pencak dan silat adalah berani.

3. Membina sportifitas dan jiwa kesatria

Dari segi pribadi menguntungkan generasi muda. Karena dalam silat diajarkan tata krama berjiwa besar, berhati mulia dan berikap ksatria. Ada pesan perguruan yang harus dipikul oleh tiap anak sasian (murid), yaitu :

“Untuk memenangkan setiap perkelahian ialah dengan menghindarkan perkelahian itu.”

Jadi, tujuan utama memberikan bimbingan Seni Pencak Silat pada generasi muda, bukan hanya untuk bersilat secara fisik, tetapi lebih jauh dari itu. (Hendrik, 1977)

Teknik Pegangan Tenis Meja

Secara umum pegangan/grip pada tenis meja dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:


l. Pegangan tangkai pena (Penholder Grip)

2. Pegangan jabat tangan (Shakehand Grip)

3. Seemiller Grip

dua jenis pegangan di atas bisa mempunyai variasi-variasi dalam menempatkan jari tangan, sehingga antara atlit yang satu tidak sama dengan atlit yang lain, walaupun jenis
pegangan yang digunakan sama, hal ini tergantung dari kebiasaan yang dilakukan atlit bersangkutan dan pegangan yang terbaik bagi atlit adalah pegangan yang seSuai dan serasi dengan kebiasaan yang telah dirintis serta ditekuni sejak awal.

1. Pegangan Tangkai Pena (Penholder Grip)

Brunswick Penhold Grip
Gambar Pegangan Penhold Grip


Pegangan ini sering disebut sebagai pegangan gaya Asia. karena banyak sekali pemain Asia yang menggunakannya dan tipe pemain Asia cocok dengan pegangan ini, yaitu tipe penyerang (offensif) dan rata-rata postur tubuhnya relatif pendek sehingga gerak kaki cenderung lincah. Keuntungan penholder grip ini mempunyai waktu yang lebih capat dalam memukul bola. karena hanya menggunakan satu permukaan bat saja, sedang kelemahannya, pukulan backspin tidak sekuat (putarannya) pemain yang menggunakan
shakehand grip.
Teknik pegangan tangkai pena ini mirip dengan kalaikita memegang pena saat menulis, yaitu tangkai bat dipegang dengan ibu jari dan jari telunjuk, sedang tiga jari lainnya difungsikan sesuai dengan jenis pukulan yang dilakukan. Tiga jari ini berada di belakang bat untuk memberi tekanan dan untuk merubah sudut bat sesuai keinginan pemukul

 

2. pegangan Jabat Tangan

shakehand-grip
gambar Shakehand grip

Pegangan ini dering disebut sebagai pegangan gaya Eropa (Western Style) yang cenderung mempunyai tipe bertahan atau kombinasi bertahan dan menyerang karenadengan pegangan jabat tangan pemain mempunyai variasi pukulan yang banyak,
baik forehand maupun backhand, sedang kelemahannya gerak pergelangan tangan tidak sebebas/ seluas pegangan tangkai pena.

Teknik pegangan jabat tangan ini mirip dengan klau kita berjabat tangan, untuk melakukan pegangan ini, Variasi pegangan jabat tangan ini biasanya ditentukan oleh posisi jari telunjuk yang berada di belakang bat sebagai penahan. 

Cara memegang bet dengan gaya Penhold grip

  1. Pegang bet mengarah kebawah dengan pegangan mengarah ke atas, pegang bet tepat dimana pegangan menyatu dengan bidang bet dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk (cara ini sama dengan cara memegang pena).
  2. Tekuk tiga jari yang lainnya pada sisi bet yang lain (penhold grip gaya Cina) atau meluruskannya mengarah ke bagian bawah bet dengan jari yang dirapatkan (penhold grip gaya Korea). Untuk menghasilkan pukulan forehand keras, jari telunjuk didorong masuk sejauh-jauhnya guna lebih kuat dalam memberikan tekanan bat.

 

3.  Seemiller grip

download
Gambar Seemiller Grip

Seemiller Grip yang juga dikenal dengan American Grip adalah teknik menggunakan Bet yang diambil Teknik Shakehand Grip. Kelebihannya antara lain memberikan kesempatan pada pemain untuk melakukan blok yang baik. Selain memiliki kelebihan, namun teknik inipun memiliki kekurangan. Salah satunya adalah agak sulit untuk melakukan serangan sudut, kurang efektif saat pola bertahan, dan sulit untuk melakukan serangan menggunakan pukulan backhand yang cukup jauh dari meja.

Cara menggunakan bet hampir sama dengan teknik Shakehand Grip. Perbedaanya, bila dengan teknik seemiller grip, jari telunjuk memegang pada seluruh bagian bet, sedangkan pada bagian bet yang atas diputar 20 sampai 90 derajat menuju arah tubuh.

Saat melakukan teknik ini, maka petenis lebih mudah melakukan perubahan sisi bet ketika permainan sedang berlangsung, kemudian pergelangan tangan lebih mudah untuk digerakan ketika kita akan melakukan pukulan forehand. Selain itu dengan teknik seeiler grip, lebih mudah untuk melakukan blok (Menghadang serangan lawan) dan lebih mudah mengusai permainan disaat pertandingan.

Cara memegang bet dengan teknik Seemiller Grip 

  1. Pegang bet dengan shakehands Grip.
  2. Putar bagian atas bet dari 20 menjadi 90 derajat ke arah tubuh,
  3. Lekuk jari telunjuk di sepanjang sisi bet

Seemiller Grip adalah pegangan yang diciptakan oleh Danny Seemiller (USA) pada tahun 1970-an di mana ibu jari dan jari telunjuk ditempatkan di bagian belakang raket dan hanya sisi forehand raket yang digunakan.

PERKEMBANGAN PERMAINAN TENIS MEJA

Pada tanggal 15 Januari 1928 di Berlin, atas prakasa Dr. GREGG LEHMANN dari Jerman, diadakan pertemuan untuk membahas masalah tenis meja. Hasil pertemuan ini adalah memberikan kepercayaan kepada Inggris untuk mengadakan pertandingan tenis meja skala internasional, yang pada waktu itu masih disebut sebagai “Kejuaraan Eropa“ yang akan dilaksanakan pada akhir bulan di tahun 1928 itu juga Kejuaraan yang diadakan di MEMORIAL HALL, FARRINGDON STREET, pesertanya berasal dari negara Austria, Cekoslovakia, -Denmark, Inggris, Jerman, Hungaria, India, Swedia dan Wales. Henyertai kejuaraan ttersebut, pada tanggal 12 Desember 1928, diadakan pertemuan antar wakil-wakil negara peserta, yang hasilnya berupa kesepakatan tentang :
1. Kesepakatan tentang Anggaran ‘Dasar dan Peraturan Pertandingan.
2. Kejuaraan yang tadinya bernama kejuaraan ErOpa diubah menjadi Kejuaraan
Dunia yang pertama.
3. Terbentuknya ITTF (International Table Tennis Federation).
4. Terpilihnya Hr. HON. IVOR HONTAGU dari Inggris, sebagai Presiden ITTF.


Berawal dari pertemuan di London-Inggris itulah akhirnya kejuaraan tenis meja dunia diadakan tiap 2 tahun sekali, pada tahun 1987, Mr. HON. IVOR HONTAGU, yang telah menjadi presiden ITTF selama 41 tahun, dengan alasan kesehatan dan usia, atas kesepakatan konggres akhirnya mengundurkan diri dan digantikan oleh H. ROY EVANS, OBE dari Wales. Pada bulan September tahun 1981, di Baden-Baden, Komite Olimpiade Internasional (IOC) menetapkan tenis meja harus dimasukkan ke dalam program olimpiade dan mulai dipertandingkan pada Olimpiade ke 24 di Seoul-Korea Selatan tahun 1988.

A. Perkembangan Tenis Meja di Asia


Usaha-usaha untuk mengorganisir tenis meja di Asia diawali ketika diselenggarakan kejuaraan dunia di Bombay India, bulan Pebruari tahun 1952. Event tersebut mendorong negara-negara di Asia untuk membentuk Federasi Tenis Meja Asia atau The Table Tennis Federation of Asia (TTFA). Federasi ini telah sukses menyelenggarakan kejuaraan tenis meja tingkat Asia sebanyak 10 kali, tetapi beberapa negara di Asia kurang puas dengan TTFA, yang dianggap kurang mampu menghimpun seluruh kekuatan tenis meja di Asia, sebagaimana yang temaktup dalam anggaran dasar TTFA. Maka pada bulan Maret 1972, perwakilan tenis meja Cina, Jepang dan Korea mengadakan pertemuan di Beijing untuk merombak TTFA. Tanggal 7 Mei 1972, atas persetujuan 16 negara anggota
TTFA, maka dibentuklah Asian Table Tennis Union (ATTU) sebagai ganti TTFA yang mewakili pertenismejaan Asia. Kelanjutan dari berdirinya ATTU, maka pada bulan September tahun 1972 di Beijing diselenggarakan Kongres ATTU I dan Kejuaraan Asia I.

Tujuan ATTU ialah :
Untuk mempererat tali persahabatan antar pemain tenis meja dan rakyat negara-negara
Asia, dan untuk memperdalam hubungan persahabatan dengan kontingen di luar negara Asia. Untuk mempertinggi populerisasi, pengembangan dan prestasi tenis meja di Asia, dengan dasar pokok persamaan hak, serata saling hormat-menghormati antar sesama anggota Uni, besar maupun kecil, serta konsultasi demokratif. ATTU mendapat pengakuan resmi sebagai satu-satunya wadah resmi yang mengatur pertenismejaan di Asia dari ITTF pada tahun 1975, ketika diadakan general meeting ITTF ke 33 di Calcutta-India.

B. Perkembangan Tenis Meja di Indonesia


Perkembangan tenis meja di Indonesia tidak bisa dipisahkan dari sejarah perjuangan bangsa dalam menghadapi kolonial Belanda.; Di Indonesia, tenis meja baru dikenal pada tahun 1930, ketika itu pelakunya hagyalah dari kalangan orang-orang Belanda dan kalangan tertentu dari pribumi, seperti para pejabat pribumi serta keluarganya. pelaksanaannya pun hanya terbatas pada balai-balai pertemuan dan masih dianggap sebagai suatu permainan untuk mengisi waktu luang. Sekitar tahun 1940 banyak didirikan klub ping-pong di lembaga-lembaga tertentu, seperti sekolahan dan kantor pemerintah, sehingga bagi bangsa Indonesia, hanya kalangan tertentu pula yang dapat memainkannya. Setelah Indonesia merdeka, mulailah terjadi penyebaran permainan ping-pong ke khalayak ramai, dan pada tanggal 5 Oktober 1951, di Surabaya diadakan Kongres I yang menghasilkan berdirinya Persatuan Ping-pong Seluruh Indonesia (PPPSI). Berawal dari sinilah diadakan pemasyarakatan olahraga ping-pong ke seluruh lapisan masyarakat yang ada.

Pada tahun 1958, di Surabaya diadakan Kongres Ping-Pong yang menghasilkan keputusan : merubah PPPSI menjadi PTHSI atau Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia. Pada tahun 1960 PTHSI telah diterima sebagai salah satu anggota TTFA, kemudian pada tahun 1961 PTMSI diterima sebagai anggota penuh dari ITTF. Setelah itu, PTHSI aktif mengikuti kejuaraan-kejuaraan resmi tingkat Asia maupun tingkat dunia, yaitu antara lain :
1. Tahun 1963 regu putra-putri mengikuti kejuaraan dunia ke 27 di Praha.
2. Tahun 1965, untuk kedua kalinya mengikuti Kejuaraan Dunia ke 28 di Ljubljana
Yugoslavia.
3. Tahun 1966 sewaktu berlangsungnya Asian Games ke 5 di Bangkok.
4. Tahun 1967, tim putra dikirim ke Kejuaraan Dunia ke 29 di Stockholm-Swedia.
5. Tahun 1967, pada kejuaraan Asia ke 8 di Singapura.
6. Tahun 1968, Indonesia selaku tuan rumah kejuaraan Asia ke 9.
7. Tahun 1969, untuk ketiga kalinya mengikuti Kejuaraan Dunia ke 30 di MunichJerman.
8. Tahun 1970, mengikuti Kejuaraan Asia di Nagoya-Jepang khusus tim putra.
9. Tahun 1971, pada kejuaraan dunia ke 31 di Nagoya-Jepang mulai ada peningkatan
prestasi.
10. Tahun 1972, Indonesia kembali menjadi tuan rumah kejuaraan Asia, prestasi yang
diraih adalah sebagai runner up untuk tim senior putra/putri dan juara untuk tim
yunior putra.
11. Tahun 1973, Indonesia mengikuti kejuaraan dunia ke 32 di Sarajevo-Yugoslavia.

Keikutsertaan Indonesia pada kejuaraan-kejuaraan resmi terus berlangsung sampai sekarang dengan prestasi yang menunjukkan fluktuasi, hal ini dapat saja terjadi mengingat perkembangan tenis meja di negara-negara lain berlangsung dengan cepat dan penggunaan teknologi canggih untuk mencetak atlitpun digunakan, terutama dalam
pemilihan jenis karet pemukul, sarana dan prasarana latihan, proses. latihan dan evaluasinya, serta usaha-usaha pembibitan atlit sejak dini.

SEJARAH TENIS MEJA

Bentuk olah raga tenis meja yang sekarang kita kenal, sangat berbeda sekali dengan saat permulaan orang memainkannya. Tenis meja mulanya dikenal sebagai sarana hiburan ringan bagi masyarakat, tidak ada aturan yang bersifat baku/resmi tentang ukuran lapangan, pemukul, jaring/net, bola, serta perlengkapan-perlengkapan lainnya. Tetapi yang jelas tenis meja ini berasal dari permainan Lawn tennis kuno, dan bersama badminton, permainan ini populer di Inggris pada pertengahan ke dua abad 19. Pada waktu tersebut orang menyebutnya dengan sebutan permainan “PING PONG” yang berasal dari bunyi perkenaan antanra bola dengan meja atau pemukulnya, cara memukulnyapun sama dengan permainan tenis lapangan, yaitu boleh dipukul langsung sebelum menyentuh meja (Volley) atau dipukul setelah bola menyentuh meja (Half Volley). Ketidakbakuan aturan ini menyebabkan tenis meja dianggap sebagai sekedar hiburan sehabis makan malam” yang menjadi kegemaran golongan masyarakat tertentu, bukan sebagai olahraga.


Tahun 1903, dari golongan masyarakat tertentu tersebut mulai mengeluarkan peringatan terhadap penggunaan busana lengkap bagi pria dan wanita yang melakukan
permainan ini (etika berpakaian), serta mulai dirintisnya pemberian petunjuk teknis mengenai pemukul/bat, pegangan /grip dan taktik permainan. Tahun 1905-1910, permainan ini menjadi populer di Eropa Tengah dan dengan perubahan-perubahan pada hal tertentu, permainan ini mulai menyebar ke kawasan Jepang, Cina dan Korea, tetapi mungkin disebabkan ketidakbakuar aturan yang ada, atau terdesak oleh cabang olahraga lain yang lebih elit dan lebih dulu memasyarakat, pingepong mulai memudar penggemarnya di Eropa, hanya di Inggris dan Wales saja yang masih bertahan, ini terjadi pada permulaan tahun dua puluhan.

Dari ungkapan-ungkapan di atas, nampaknya sulit sekali menyebutkan siapa, darimana dan kapan tenis meja ditemukan. Ada sumber lain yang menyatakan, bahwa dari lektur-lektur diketahui, pada akhir abad 19 beberapa perwira di daerah koloni Inggris di Afrika Selatan telah mencoba. Permainan tenis lapangan di atas meja, sebagai rekreasi di waktu luang. Heja yang dipakai tidak ada ketentuannya, jaring/net yang dipakai terbuat dari tali sepatu atau perban yang dikaitkan ujungnya pada kursi yang berada ditengah-tengah kedua sisi meja, pemukulnya terbuat dari kayu yang bentuknya seperti raket pada tenis lapangan, bolanya memakai bola tenis lapangan, cara memainkannya sama dengan tenis lapangan. Pada awal abad 20, terjadi perubahan besar-besaran yang meyangkut perubahan nama dari ping-pong berubah menjadi TABLE TENNIS, bola yang digunakanpun bukan dari karet tetapi dari bahan seluloid, hasil dari penemuan insinyur Inggris yang bernama JAMES GIBB. Pada era inilah perkembangan tenis meja melaju dengan pesatnya dengan terbentuknya asosiasi-asosiasi (persatuan) Tenis Meja Nasional, dan standardisasi peraturan mulai disusun.

PENCAK SILAT DI INDONESIA

A. Pengertian

Pencak Silat merupakan sistem beladiri yang diwariskan oleh nenek moyang sebagai budaya bangsa Indonesia sehingga perlu dilestarikan, dibina, dan dikembangkan. Indonesia merupakan negara yang menjadi pusat ilmu beladiri tradisional pencak silat. Istilah resmi pencak silat di beberapa daerah berbeda-beda, contohnya:

a. Sumatera Barat dengan istilah Silek dan Gayuang.
b. Di pesisir timur Sumatra Barat dan Malaysia dengan istilah Bersilat.
c. Jawa Barat dengan istilah Maempok dan Penca.
d. Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur dengan istilah Pencak.
e. Madura dan Pulau Bawean dengan istilah Mancak.
f. Bali dengan istilah Mancak atau Encak.
g. Kabupaten Dompu dan NTB dengan istilah
Mpaa Sila.

Pencak silat diartikan permainan (keahlian) dalam mempertahankan diri dengan kepandaian menangkis, menyerang dan membela diri dengan atau tanpa senjata. Pencak silat juga merupakan seni beladiri, sehingga di dalamnya terdapat unsur keindahan dan tindakan. Pencak silat merupakan hasil budi dan akal manusia, lahir dari sebuah proses perenungan, pembelajaran dan pengamatan.

B. Kaidah Pencak Silat

Kaidah pencak silat adalah aturan dasar tentang cara-cara melaksanakan atau mempraktekkan pencak silat. Kaidah ini mengandung ajaran moral serta nilai-nilai dan aspek-aspek pencak silat sebagai satu kesatuan. Dengan demikian, aturan dasar pencak silat tersebut mengandung norma etika, logika, estetika, dan atletika. Kaidah ini dapat diartikan sebagai aturan dasar yang mengatur pelaksanaan pencak silat secara etis, teknis, estetis, dan atletis sebagai satu kesatuan.

C. Hakikat Pencak Silat

Ditinjau dari identitas dan kaidahnya, pencak silat pada hakikatnya adalah substansi dan sarana pendidikan mental spiritual dan pendidikan jasmani untuk membentuk manusia yang mampu menghayati dan mengamalkan ajaran falsafah
budi pekerti luhur.
 Penerapan tentang hakikat dari belajar pencak silat itu harus mengandung arti bahwa:

1. Manusia sebagai makhluk Tuhan harus mematuhi dan melaksanakan secara konsisten dan konsekuen nilai-nilai ketuhanan dan keagamaan, baik secara vertikal maupun horizontal.
2. Manusia sebagai makhluk individu atau makhluk pribadi wajib meningkatkan dan mengembangkan kualitas kepribadiannya untuk mencapai kepribadian yang luhur, yakni kepribadian yang bernilai dan berkualitas tinggi serta ideal menurut pandangan masyarakat dan ajaran agama.
3. Manusia sebagai makhluk sosial wajib memiliki pemikiran, orientasi, wawasan, pandangan, motivasi, sikap, tingkah laku, dan perbuatan sosial yang luhur, dalam arti bernilai dan berkualitas tinggi serta ideal menurut pandangan masyarakat.
4. Manusia sebagai makhluk alam semesta berkewajiban untuk melestarikan kondisi dan keseimbangan alam semesta yang memberikan kemajuan, kesejahteraan, dan kebahagiaan kepada manusia sebagai karunia Tuhan.

D. Aspek Pencak Silat

Terdapat 4 aspek utama dalam pencak silat, yaitu:

1. Aspek Mental Spiritual
Pencak silat membangun dan mengembangkan kepribadian dan karakter mulia seseorang. Sebagai aspek mental-spiritual, pencak silat lebih banyak menitikberatkan pada pembentukaan sikap dan watak kepribadian pesilat yang sesuai dengan falsafah budi pekerti luhur. Aspek mental spiritual meliputi sikap dan
sifat bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, cinta tanah air, penuh persaudaraan dan tanggung jawab, suka memaafkan, serta mempunyai rasa solidaritas tinggi dengan menjunjung tinggi kebenaran, kejujuran, dan keadilan. Para pendekar dan maha guru pencak silat zaman dahulu seringkali harus melewati tahapan semadi, tapa, atau aspek kebatinan lain untuk mencapai tingkat tertinggi keilmuannya.


2. Aspek Seni
Budaya dan permainan “seni” pencak silat ialah salah satu aspek yang sangat penting. Istilah pencak pada umumnya menggambarkan bentuk seni tarian pencak silat, dengan musik dan busana tradisional. Aspek seni dari pencak silat merupakan wujud kebudayaan dalam bentuk kaidah gerak dan irama, sehingga perwujudan taktik ditekankan kepada keselarasan, keseimbangan dan keserasian antara raga, irama, dan rasa.


3. Aspek Bela Diri
Kepercayaan dan ketekunan diri ialah sangat penting dalam menguasai ilmu beladiri dalam pencak silat. Istilah silat, cenderung menekankan pada aspek kemampuan teknis beladiri pencak silat. Pada aspek beladiri, pencak silat bertujuan untuk memperkuat naluri manusia untuk membela diri terhadap berbagai ancaman dan bahaya. Aspek beladiri meliputi sifat dan sikap kesiagaan mental dan fisikal yang dilandasi dengan sikap kesatria, tanggap dan selalu melaksanakan atau mengamalkan ilmu bela dirinya dengan benar, menjauhkan diri dari sikap dan perilaku sombong dan menjauhkan diri dari rasa dendam.

 

4. Aspek Olahraga 

Aspek olahraga meliputi sifat dan sikap menjamin kesehatan jasmani dan rohani serta berprestasi di bidang olahraga. Hal ini berarti kesadaran dan kewajiban untuk
berlatih dan melaksanakan pencak silat sebagai olahraga, merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari, misalnya dengan selalu menyempurnakan prestasi, jika latihan dan pelaksanaan tersebut dalam pertandingan maka harus menjunjung tinggi sportifitas. Pesilat mencoba menyesuaikan pikiran dengan olah tubuh. Aspek olahraga meliputi pertandingan dan demonstrasi bentuk-bentuk jurus, baik untuk tunggal, ganda atau regu.

 

Mengenal Lebih Dekat Aprilia Manganang

Masih ingat dengan atlet bola voli putri kebanggaan Indonesia Aprilia Manganang?

April, begitu ia biasa disapa, punya tubuh atletis, hampir mirip pria. Ia memiliki kaki yang kekar, yang membuatnya bisa melompat tinggi. Mungkin April adalah pevoli wanita dengan lompatan paling tinggi saat ini di Indonesia. Kemampuan melompat tinggi yang dimiliki April membuat ia dengan mudah melakukan over block atau melewati blok-blok dari pemain lawan saat sedang menggebuk bola di atas net.

Bakat Aprilia menggebuk bola Voli sebenarnya baru muncul ketika ia remaja. Anak dari pasangan Akip Zambrut Manganang dan Suryati Bori Lano ini hanya mengikuti jejak sang kakak, Amasya Manganang yang sudah lebih dulu terjun ke dunia voli. Kedua kakak beradik ini bermain voli demi untuk mencari uang tambahan untuk membantu perekonomian keluarga.

Sebelum bermain voli, April pernah mencoba olahraga Atletik, hingga ke tingkat perlombaan antar provinsi. Selain itu, ia juga pernah bermain bola basket. Tapi, di voli ia akhirnya menjatuhkan pilihan karena alasan ekonomi. “Pas lihat kakak bisa bawa duit banyak setiap abis main voli di turnamen tarkam (antar kampung), saya akhirnya mencoba main voli,” kata Aprilia menuturkan.

Bayaran pertama yang ia terima sebagai pevoli adalah sebungkus mie rebus dan telur ayam ketika ia tampil di tarkam saat masih SMA pada 2011. Setelah itu saya bergabung dengan tim Alco Bandung dan ikut Proliga, ganti tim BNI 46, Manokwari Valeria, lalu bergabung bersama Jakarta Elektrik PLN. Kemudian seiring penampilannya yang terus membaik, bayaran April mulai meningkat drastis. Kini setelah tampil di turnamen besar, ia sudah bisa membuat keluarganya hidup sejahtera, dan membelikan orang tuanya kebun.

BIODATA:

  • Nama: Aprilia Manganang
  • Kelahiran: Tahuna, 27 April 1992
  • Tinggi/Berat: 170 cm/70 kg
  • Prestasi: Juara Kedua Proliga 2014 Bersama (Valeria Papua Barat), Juara 1 Pertamina Proliga 2015 bersama (Jakarta Electric PLN), Juara 1 dan Best Spiker Pertamina Proliga 2016 bersama (Jakarta Electric PLN), Pemain terbaik (MVP) bersama (Jakarta Electric PLN) Proliga 2017.
  • Klub: Alko BNI, Valeria Papua Barat, Jakarta Electric PLN
  • Hobi: Travelling

Sosok Aprilia sempat menjadi perbincangan hangat dan viral karena parasnya yang mirip seperti laki-laki?

Bahkan Aprilia sempat dipertanyakan keaslian gendernya oleh pihak Filipina pada pertandingan SEA Games tahun 2015 lalu.

Filipina kalah telak melawan atlet bola voli Indonesia dengan skor 3-0. Akan tetapi dirinya tercatat dalam data atlet di situs resmi Sea Games ke-28 tersebut sebagai seorang perempuan kelahiran Sulawesi Utara, 27 April 1992.

Dengan tinggi badan 170 cm dan berat 68 kilogram, perawakan Aprilia yang kekar membuatnya terlihat seperti seorang laki-laki. Tak hanya pada event Sea Games Aprilia mendapat pertentangan tentang jenis kelaminnya, pada pertandingan di Liga Bola Voli Indonesia tahun 2011 dan 2013 juga.

Diketahui Aprilia seolah tidak ingin ambil pusing terkait tanggapan orang lain tentang dirinya lagi.

Terbukti kini Aprilia mendapat panggilan untuk memperkuat tim bola voli putri Indonesia dalam pemusatan latihan menuju Asian Games 2018 yang akan diadakan di Indonesia.

Yang lebih membanggakan lagi Aprilia sudah resmi menjadi anggota Kowad atau komando wanita angkatan darat.

manganang pdh.jpg
Aprilia Manganang saat mengenakan seragam PDH Kheki TNI

Dan jangan lupa untuk mensuport Aprilia Manganang di Asian Games 2018 cabor Bola Voli Putri

MENGENAL 3 MASKOT ASIAN GAMES 2018

Untuk sebuah perhelatan akbar di dunia, rasanya kehadiran maskot bisa mewakili semangat yang ditimbulkan dalam acara tersebut. Misalnya saja, Zabivaka, maskot dari Piala Dunia 2018 Rusia merepresentasikan kesenangan, pesona, dan kepercayaan diri. Hal ini dimaksudkan agar Pesta Piala Dunia 2018 Rusia menjadi ajang dimana masyarakat dunia bisa bersenang-senang dengan pesona sepakbola dan para pemain dengan percaya diri berlomba menjadi nomor 1.

Sejalan dengan Piala Dunia 2018, Asian Games yang berlangsung di Indonesia  juga mengusung sebuah maskot yang merepresentasikan makna dan inti dari ASIAN Games 2018. Maskot ASIAN Games ini sangat cocok dan relatable dengan gaya hidup sehat yang kamu lakukan lho, Apa saja? Yuk, simak penjelasanya berikut ini!

Jiwa dari “Energy of Asia” terbentang pada keberagaman budaya, bahasa dan peninggalan sejarah. Saat semua elemen ini bersatu, ini akan menjadi kekuatan utama yang diperhitungkan dunia.

Hal ini juga terdapat pada nilai yang dipegang teguh Indonesia, rumah bagi ratusan etnis dengan begitu banyak bahasa yang berbeda. Para Bapak Pendiri kita telah membayangkan sebuah bangsa yang kuat dan bersatu di bawah filosofi Bhinneka Tunggal Ika.

Dibawah ini terdapat 3 maskot dengan energi berbeda, merepresentasikan energi yang terdapat pada Asian Games.

1. BHIN BHIN

AG2018_Mascot_Bhinbhin - priandhani.blogspot

 

Bhin Bhin adalah seekor burung Cendrawasih (Paradisaea Apoda) yang merepresentasikan strategi.

Jika kamu pernah melihat Burung Cendrawasih secara langsung, kamu pasti setuju bahwa burung ini mempunyai bentuk tubuh dan bulu yang begitu indah. Jenis burung ini mempunyai buntut yang panjang dan indah yang memukau siapa saja yang melihatnya. Tak heran, Burung Cendrawasih dijadikan maskot ASIAN Games 2018 untuk mewakili nilai keindahan dengan nama Bhin-Bhin. Selain itu, Bhin-Bhin juga dihiasi dengan rompi dari Suku Asmat di Papua yang menggambarkan strategi.

2. ATUNG

AG2018_Mascot_Atung - priandhani.blogspot

 

Atung adalah seekor rusa Bawean (Hyelaphus Kuhlii) yang merepresentasikan kecepatan. Atung mengenakan sarung dengan motif tumpal dari Jakarta.

Maskot ASIAN Games 2018 datang dari satu jenis satwa yang mulai langka dan punah di Indonesia akibat perburuan liar. Tanduknya yang indah membuat Rusa Bawean menjadi sasaran perburuan liar. Untuk itu, pemerintah Indonesia mencoba membangun kesadaran dengan menjadikan Rusa Bawean sebagai Maskot ASIAN Games 2018 dalam diri Atung. Atung digambarkan dengan motif sarung tumpal dari Jakarta yang melambangkan kecepatan.

3. KAKA

AG2018_Mascot_Kaka - priandhani.blogspot

Kaka adalah seekor badak bercula satu (Rhinoceros Sondaicus) yang merepresentasikan kekuatan. Kaka mengenakan pakaian tradisional dengan motif bunga khas Palembang.

 

Sekali lagi, Pemerintah Indonesia mencoba membangun kesadaran tentang satwa langka di Indonesia dengan menjadikan Badak Jawa sebagai Maskot Asian Games 2018. Menurut WWF, Badak Jawa merupakan jenis badak yang paling langka dari jenis badak lainnya. Diharapkan dengan menjadi maskot, perburuan terhadap Badak Jawa bisa berhenti. Badak Jawa di Maskot ASIAN Games 2018 muncul dalam diri Kaka yang menggunakan pakaian motif bunga khas Palembang yang melambangkan kekuatan.

Mengenal Lebih Dekat Oahraga Panahan

Memanah merupakan salah satu kegiatan tertua di dunia yang masih dilakukan oleh banyak orang sampai sekarang. Cukup banyak generasi muda yang menggandrungi kegiatan ini, baik hanya hobi maupun mempelajarinya secara serius sebagai bekal untuk menjadi atlet panahan.

Apabila kamu merupakan salah satu orang yang tertarik untuk menekuni panahan, tak ada salahnya untuk mengenal lebih jauh tentang kegiatan tersebut dengan menyimak beberapa informasi di bawah ini!

Sejarah singkat
Aktivitas memanah diperkirakan dimulai sejak Zaman Batu (kurang lebih 20.000 SM), kelompok yang pertama kali menggunakan busur dan anak panah adalah bangsa Mesir kuno – di mana setidaknya telah menjalani aktivitas ini untuk berburu dan berperang sekitar 5.000 tahun yang lalu.

Perkembangan di Asia
Di Tiongkok, panahan sudah ada sejak dinasti Shang (1766-1027 SM). Pada masa ini, prajurit kerajaan dikenal memiliki ketrampilan tingkat tinggi dalam berperang mengunakan kereta berkuda yang disertai busur dan anak panah.

Eksistensi panahan pun kian berkembang ketika Negeri Tirai Bambu dipimpin oleh dinasti Zhou (Chou) (1027-256 SM). Hal ini terlihat dari kebiasaan para bangsawan di istana yang kerap menghadiri turnamen olahraga memanah.

Perkembangan mengenai kegiatan ini mengalami kemajuan di kawasan Asia ketika masyarakat Tiongkok mulai memperkenalkan panahan pada penduduk Jepang. Bisa dikatakan, momen ini memiliki pengaruh yang cukup besar pada kebudayaan Jepang di kemudian hari.

Kyujutsu (the art of the bow) atau kini lebih dikenal dengan kyudo (the way of the bow) merupakan sebuah seni bela diri asal Negeri Sakura yang menggunakan busur dan anak panah.

Dalam praktiknya, kyudo modern diaplikasikan sebagai metode pengembangan fisik, moral, dan spiritual. Setelah melakukan serangkaian ritual, pemanah harus berdiri di shooting line yang telah ditentukan, kemudian memanah dari jarak 28 meter menuju papan target yang memiliki diameter 36 cm. Adapun kriteria busur yang digunakan untuk memanah ialah: mempunyai panjang 2.21 meter dan dibuat dari lapisan bambu serta kayu.

Mitologi dan Budaya Pop
Popularitas panahan dapat dijumpai di berbagai balada maupun cerita rakyat, contoh yang paling terkenal adalah Robin Hood.

Bukan hanya itu, referensi mengenai panahan pun kerap ditemui dalam mitologi Yunani, misalnya The Odyssey: Book 21 yang membahas tentang sosok bernama Odysseus yang sangat andal dalam memanah.

Dijadikan kompetisi
Kompetisi panahan pertama kali diadakan di Finsbury, Inggris pada tahun 1583. Kala itu, jumlah partisipan sayembara ini terbilang cukup banyak, yakni 3.000 orang. Popularitas akan kompetisi ini

Seiring dengan berjalannya waktu, popularitas aktivitas ini kian melonjak. Tak heran apabila ajang olahraga ternama di dunia pun mulai mencantumkan panahan sebagai salah satu jenis kegiatan yang dipertandingkan, salah satunya adalah Asian Games 18.

Pada olimpiade terbesar di Asia ini, kompetisi memanah baru diperlombakan pada Asian Games VII yang diselenggarakan di Bangkok.

PANAHAN LOGO
Logo Panahan Asian Games 2018

Selama panahan hadir di Asian Games, hanya ada dua negara yang memiliki poin mendapat poin tertinggi pada cabang olahraga ini: Jepang (1 kali, yakni pada: Asian Games VIII), Korea Selatan (9 kali, yakni pada: Asian Games IX-XVII).

Di Asian Games Jakarta-Palembang yang akan digelar pada tahun 2018, Dewan Olimpiade Asia telah menambahkan sub-kategori tambahan pada cabang olahraga panahan, yaitu: tim campuran. Secara total, terdapat 10 sub-kategori panahan yang akan dipertandingkan di Asian Games Indonesia.